SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
BAB 10
IMPLIKASI ETIS DARI TEKNOLOGI INFORMASI
IMPLIKASI ETIS DARI TEKNOLOGI INFORMASI
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (EDISI 10)
Raymond McLeod, Jr.
George P.Schell

NAMA : ADHIETYA
RAMADHAN PUTRA
KELAS : 2DB04
NPM : 30114217
MAT.KUL : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
IMPLIKASI ETIS DARI TEKNOLOGI INFORMASI
MORAL, ETIKA DAN
HUKUM
Dalam kehidupan sehari-hari, kita diarahkan oleh banyak
pengaruh. Sebagai warga negara yang memiliki tanggung jawab sosial, kita ingin
melakukan hal yang secara moral benar, berlaku etis, dan mematuhi hukum.
Ø Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai prilaku yang benar
dan yang salah, atau institusi sosial
dengan sejarah dan seperangkat aturan.
Ø Etika
Kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti “karakter”. Etika (ethics) adalah sekumpulan kepercayaan, standar, atau teladan yang mengarahkan, yang merasuk ke dalam seseorang atau masyarakat.
Kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti “karakter”. Etika (ethics) adalah sekumpulan kepercayaan, standar, atau teladan yang mengarahkan, yang merasuk ke dalam seseorang atau masyarakat.
Ø Hukum
Hukum (law) adalah peraturan prilaku formal yang
ditetapkan oleh otoritas yang berwenang, seperti pemerintah, terhadap subjek
atau warga negaranya.
UNDANG-UNDANG HUKUM
DI AMERIKA SERIKAT
Setelah Undang-Undang komputer
Amerika Serikat mulai diterapkan, Undang-Undang ini berfokus pada berbagai hak
dan batasan yang berkaitan dengan akses data, khususnya data kredit dan data
yang dipegang oleh pemerintah. Privasi, kejahatan komputer, dan peranti lunak
merupakan fokus utama.
PRIVASI
Tidak lama setelah Undang-Undang
kebebasan informasi (Freedom of Information Act) diterapkan, pemerintah
federal merencanakan Undang-Undang Privasi Komunikasi Elektronik (Electronic
Communication Privasi Act) tahun 1986. namun, Undang-Undang ini hanya
mencakup komunikasi suara. Undang-Undang ini ditulis ulang tahun 1986 agar
mencakup data digital, komunikasi video, dan surat elektronik.
KEJAHATAN KOMPUTER
Pada tahun 1984, Kongres Amerika
Serikat memperkuat Undang-Undang
mengenai penggunaan komputer dengan mengeluarkan peraturan-peraturan yang
secara khusus diterapkan pada kejahatan komputer :
• Undang-Undang
keamanan komputer Usaha Kecil dan pendidikan (The Small Business Computer
Security and Education Act)
• Undang-Undang
Akses Palsu dan Kejahatan serta Penipuan
Melalui Komputer (Counterfeit Access Device and Computer Frand and
Abusr Act)
PATEN PERANTI LUNAK
Pada bulan Juli 1988, Pengadilan
Banding Federal Amerika Serikat (U.S.Court of Appeals for the Federal
Circuit) memutuskan bahwa proses bisnis harus dipatenkan. Kasus ini
kemudian dikenal dengan state street
decision. Yang bermasalah pada saat itu adalah sebuah paket peranti
lunak untuk mengolah reksa dana. Hingga saat itu, pengadilan selalu menetapkan
bahwa peranti lunak tidak dapat dipatenkan karena 2 alasan :
(1) Algoritma
matematika tidak dapat dipatenkan.
(2) Metode
bisnis tidak dapat dipatenkan.
UNDANG-UNDANG PATEN PERANTI LUNAK DI UNI EROPA
Pada awal 2002, sebagai jawaban
atas state street decision, yang telah mendorong banjirnya pendaftaran
paten peranti lunak di Amerika Serikat dan akhirnya mempengaruhi perusahaan di
Eropa, parlemen Uni Eropa (UE) mengusulkan agar standar paten peranti lunak
yang lebih ketat dibandingkan standar di AS ditetapkan. Proposal ini
mencetuskan berbagai diskusi dan tidak kesetujuan dan peraturan untuk
patentabilitas penemuan yang diterapkan pada komputer akhirnya ditolak oleh parlemen
EU pada bulan Juli 2005.
UNDANG-UNDANG PRIVASI PRIBADI DI RRC
Baik pemerintahan dan WN Cina
semakin sadar akan kebutuhan untuk menentukan privasi pribadi. Salah satu
masalah adalah istilah privasi seringkali memiliki konotasi yang negatif,
karena di asosiasikan dengan seseorang yang menyembunyikan sesuatu. Para
aktivis pribadi di Cina menuntut diadakannya peraturan yang akan melindungi
data pribadi seperti tingkat pendapatan, pekerjaan, status pernikahan, sifat
fisik dan bahkan alamat dan nomor telepon.
Pada saat ini, pemerintah RRC
sedang berfokus untuk menetapkan peraturan penggunaan komputer dan internet.
Peraturan-peraturan ini menyatakan bahwa penggunaan perangkat ini tidak boleh
mengganggu “keamanan negara”, “kepentingan sosial”, “kepentingan WN yang
berazaskan hukum” dan “privasi”. Namun hingga saat ini definisi dari istilah
ini belum tersedia. Dalam menyusun argumen ini para aktivis mengidentifikasi UE
dan AS sebagai model untuk Undang-Undang yang dibutuhkan.
MELETAKAN MORAL, ETIKA DAN HUKUM PADA TEMPATNYA
Penggunaan komputer di dunia bisnis
diarahkan oleh nilai moral dan etis manajer, spesialis informasi, dan pengguna,
serta hukum yang berlaku. Hukum adalah yang termudah untuk diiterpretasikan
karena bersifat tertulis. Tetapi etika tidak terdefinisi demikian tepat, dan
mungkin bahkan tidak disetujui oleh semua anggota masyarakat. Wilayah etika
komputer yang kompleks inilah yang saat
ini sangat banyak diperhatikan. Sisa bab ini akan berfokus pada penggunaan
teknologi informasi secara etis.
KEBUTUHAN AKAN BUDAYA ETIKA
Opini yang dipegang secara luas di
dunia bisnis adalah bahwa bisnis merefleksikan kepribadian dari pemimpinnnya.
Sebagai contoh, pengaruh James Cash Penny pada JCPennyColonel John Patterson di
national Cash Register (NCR), atau Thomas J Watson,Sr. di IBM menentukan
kepribadiaan dari perusahaan-perusahaan tersebut. Di masa kini, CEO perusahaan
seperti FedEx, Southwest Airlines, dan Microsoft memiliki pengaruh amat penting
pada organisasinya sehingga masyarakat cenderung memandang perusahaan tersebut
sebagai CEO-nya.
Keterkaiatan antara CEO dengan
perusahaannya merupakan dasar untuk budaya etika. Jika perusahaan dituntut
untuk berlaku etis, maka manajemen
tingkat tinggi harus bersikap etis dalam segala sesuatu yang dilakukan
dan dikatakannya. Manajemen tingkat atas harus memimpin melalui contoh.
Perilaku ini disebut dengan budaya etika (ethics culture).
BAGAIMANA BUDAYA ETIKA DITERAPKAN
Tugas dari manajemen tingkat atas
adalah untuk meyakinkan bahwa konsep etikannya merasuk ke seluruh organisasi,
dan turun ke jajaran bawah sehingga menyentuh setiap karyawan. Para eksekutif
dapat mencapai implementasi ini melalui tiga tingkat, dalam bentuk kredo
perusahaan, program etika, dan kode perusahaan yang telah disesuaikan.

Komitmen Terhadap Pelanggan, komitmen yang pertama adalah
menyediakan para pelanggan kami barang
dan jasa berkualitas yang inovatif dan secara teknologi merespon kebutuhan
mereka saat ini, pada harga yang disesuaikan.
Komitmen terhadap karyawan, komitmen yang kedua adalah menciptakan
lingkungan untuk karyawan kami yang mendorong pertumbuhan profesional,
mendorong masing-masing individu meraih potensi yang tertinggi, serta mendorong
tanggung jawab dan kreativitas individu.
Komitmen karyawan terhadap Security Pacific, komitmen yang ketiga adalah sebagai
karyawan kami berusaha memahami dan mematuhi kebijakan dan tujuan perusahaan,
berlaku profesional, dan memberikan upaya terbaik kami untuk meningkatkan Security Pacific.
Komitmen dari karyawan ke karyawan, komitmen yang keempat adalah kami harus
berkomitmen untuk meningkatkan iklim saling menghormati, integritas, dan
hubungan profesional yang dicirikan oleh komunikasi yang terbuka dan jujurdi
dalam dan di semua tingkat organisasi.
Komiten terhadap masyarakat, komitmen yang kelima dari Security Pacific
adalah terhadap masyarakat yang kami layani. Kami harus terus berusaha
meningkatkan kualitas hidup melalui dukungan kami terhadap berbagai organisasi
dan proyek masyarakat.
Komitmen terhadap pemegang saham, komitmen yang keenam dari south pacific
adalh terhadap para pemegang saham. Kami akan berusaha untuk memberikan
pertumbuhan yang konsisten dan tingkat keuntungan terhadap investasi yang
superior, untuk menjaga reputasi dan lain-lain.
1)
Kredo
Perusahaan
Pernyataan singkat mengenai
nilai-nilai yang ingin dijunjung perusahaan, Tujuan kredo tersebut adalah untuk
memberitahu individu dan organisasi, baik di dalam dan di luar perusahaan, akan
nilai-nilai etis yang dianut perusahaan tersebut.
2)
Program
Etika
Upaya yang terdiri atas berbagai
aktivitas yang didesain untuk memberikan petunjuk kepada para karyawan untuk
menjalankan kredo perusahaan.
Contoh dari program etika adalah
audit etika.
»
Audit Etika
Pertemuan antara auditor internal
dan manajer dengan tujuan untuk mempelajaribagaimana unit manajer tersebut
melaksanakan perusahaan.
Contoh, auditor dapat bertanya
kepada manajer penjualan, “Pernahkah terdapat kejadian di mana kita kehilangan
kesempatan usaha karena kita tidak memberikan hadiah untuk penjualan?”.
3)
Kode
Perusahaan Yang Disesuaikan
Banyak perusahaan yang merancang
sendiri kode etik perusahaan mereka. Terkadang kode-kode etik ini merupakan
adaptasi dari kode untuk industri atau profesi tertentu. Di bab yang akan
datang kita akan mempelajari kode etik untuk profesi sistem informasi.
MELETAKAN KREDO, PROGRAM DAN KODE PADA TEMPATNYA
Kredo perusahaan memberikan dasar
untuk pelaksanaan program etika perusahaan. Kode etik tersebut menggambarkan
prilaku-prilaku tertentu yang diharapkan dilaksanakan oleh para karyawan
perusahaan dalam berinteraksi antara satu dengan lain dan dengan elemen-elemen
lingkungan perusahaan.
ALASAN DIBALIK ETIKA KOMPUTER
James H. Moor mendefinisikan etika
komputer sebagai analisis sifat dan dampak sosial teknologi komputer serta
perumusan dan justifikasi dari kebijakan-kebijakan yang terkait untuk
penggunaan teknologi tersebut secara etis. Dengan demikian, etika komputer
terdiri atas dua aktivitas utama. Orang di perusahaan yang merupakan pilihan
yang logis untuk menerapakan program etika ini adalah CIO. Seorang CIO harus
(1) menyadari dampak penggunaan komputer terhadap masyarakat dan (2) merumuskan
kebijakan yang menjaga agar teknologi tersebut digunakan di seluruh perusahaan
secara etis.
Satu hal amatlah penting : CIO
tidak menanggung tanggung jawab manajerial untuk penggunaan komputer secara
etis sendiriaan. Eksekutif-eksekutif lain juga harus memberikan
konstribusi. Keterlibatan di seluruh perusahaan ini merupakan kebutuhan absolut
dalam era komputasi pengguna akhir masa kini, di mana para manajer di semua
wilayah bertanggung jawab untuk menggunakan komputer di wilayah mereka secara
etis. Selain para manajer, seluruh karyawan bertanggung jawab untuk tindakan
mereka yang berkaitan dengan komputer.
ALASAN PENTINGNYA ETIKA KOMPUTER
James Moor mengidentifikasikan tiga
alasan utama di balik minat masyarakat yang tinggi akan etika komputer :
ü Kelenturan
secara logis
ü Faktor
transformasi
ü Faktor
ketidaktampakan
ü Kelenturan
secara logis
ü Moor
mengartikan kelenturan secara logis sebagai kemampuan untuk memprogram komputer
untuk melakukan hampir apa saja yang ingin kita lakukan. Komputer akan
melakukan tepat seperti apa yang diinstruksikan oleh si programer, dan hal ini
bisa menjadi pikiran yang menakutkan. Tetapi, jika komputer digunakan untuk
melakukan kegiatan yang tidak etis bahayanya bukan terletak pada komputer
tersebut, melainkan orang-orang yang berada di balik komputer tersebutlah yang
bersalah. Jadi, dari pada merasa khawatir bahwa komputer akan digunakan secara
tidak etis, masyarakat harus lebih khawatir pada orang-orang yang mengatur
komputer tersebut.
FAKTOR TRANSFORMASI
Alasan atas etika komputer yang ini
didasarkan pada fakta bahwa komputer dapat mengubah cara kita mengerjakan
sesuatu dengan drastis. Salah satu contoh yang baik adalah email. Email tidak menggantikan
surat biasa atau sambungan telepon melainkan menyediakan cara berkomunikasi
yang benar-benar baru. transformasi yang sama juga dapat dilihat pada cara
manajer melaksanakan pertemuan. Jika dulu para manajer harus berkumpul secara
fisik di lokasi yang sama, kini mereka dapat mengadakan pertemuan dalam bentuk
konferensi video.
FAKTOR KETIDAKTAMPAKAN
Alasan ketiga untuk minat
masyarakat atas etika komputer adalah karena masyarakat memandang komputer
sebagai kotak hitam. Seluruh operasi internal komputer tersebut tersembunyi
dari penglihatan. Ketidaktampakan operasi internal ini memberikan kesempatan
terjadinya nilai-nilai pemprograman yang tidak tampak, perhitungan rumit yang
tidak tampak dan penyalahgunaan yang tidak tampak.
HAK SOSIAL DAN KOMPUTER
Masyarakat tidak hanya mengarapkan
pemerintah dan dunia usaha untuk menggunakan komputer secara etis, namun juga
menuntut beberapa hak yang berhubungan dengan komputer. Klasifikasi hak-hak
manusia dalam wilayah komputer yang paling banyak dipublikasikan adalah PAPA
rancangan Richard O. Mason. Mason menciptakan akronim PAPA untuk
merepresentasikan empat hak dasar masyarakat sehubungan dengan informasi : privasi
(privacy), akurasi (accuracy), kepemilikan (property), aksesibilitas
(accessibility).
HAK PRIVASI
Hakim Mahkamah Agung Amerika
Serikat, Louis Braindeis dikenal karena memperkenalkan “hak agar di biarkan
sendiri”. Mason merasa bahwa hak ini terancam oleh dua hal. Yang pertama adalah
meningkatnya kemampuan komputer untuk digunakan dalam kegiatan mata-mata. Yang
kedua adalah meningkatkan nilai informasi dalam proses pengambilan keputusan.
Pemerintah federal menjawab sebagian dari masalah ini dalam Undang-Undang
privasi tahun 1974 namun, undang-undang ini hanya mencakup pelanggaran yang
dilakukan pemerintah.
Menurut Mason, para pembuat
keputusan menempatkan nilai yang amat tinggi pada informasi sehingga mereka
sering kali melanggar hak privasi seseorang untuk mendapatkannya. Para peneliti
pemasaran sering kali ditemukan menyelidiki tempat sampah orang lain untuk
mempelajari produk apa yang mereka beli,dan penjabat pemerintahan sering kali
menempatkan monitor di toilet untuk mengumpulkan data statistik lalu lintas
yang akan digunakan untuk menjustifikasi perluasan fasilitas tersebut.
Hal ini merupakan contoh dari
pengintaian yang tidak menggunakan
komputer dapat digunakan untuk tujuan ini, namun tidak sadar akan kemudahan di
mana data pribadi dapat diakses khususnya menggunakan internet.
HAK UNTUK MENDAPATKAN KEAKURATAN
Komputer memungkinkan tingkat keakuratan
yang tidak dapat dicapai dengan sistem nonkomputer. Potensi ini memang
tersedia, namun tidak selalu didapatkan.
Beberapa sistem berbasiskan komputer berisiskan lebih banyak kesalahan dari
pada yang diberikan sistem manual.
HAK KEPEMILIKAN
Di sini yang dibahas adalah hak
kepemilikan intelektual, biasanya dalam bentuk program komputer. Vendor peranti
lunak dapat menghindari pencurian hak kepemilikan intelektual melalui
Undang-Undang hak cipta, hak paten, dan persetujuan lisensi. Hingga tahun 1980-an,
peranti lunak tidak dilindungi oleh hak cipta atau hukum paten. Sekarang,
keduanya dapt digunakan untuk memberikan
pelindungan. Hak paten khusunya memberikan perlindungan yang kuat di
negara-negara di mana hukum ini diterapkan, di man suatu tiruan yang sempurna
akan versi yang asli tidak harus diperoleh untuk mendapatkan pengakuan
perlindungan hak cipta ini.
HAK UNTUK MENDAPATKAN AKSES
Sebelum diperkenalkanya basis data
yang terkomputerisasi, kebanyakan informasi tersedia untuk masyarakat umum
dalam bentuk dokumen cetak atau gambar mikro format yang disimpan di perpustakaan. Informasi ini
berisikan berita, hasil penelitian ilmiah, statistik pemerintah dan lain-lain. Sekarang, kebanyakan informasi
ini telah di konversikan ke basis data komersial, sehingga membuat
ketersediannya untuk masyarakat
berkurang. Untuk mengakases informasi ini, seseorang harus memiliki peranti
keras dan peranti lunak komputer yang diharuskan dan membayar biaya akses.
Mengigat komputer dapat mengakses data dari penyimpanan lebih cepat dan lebih
mudah dibandingkan jenis teknologi lain, ironis bahwa hak mendapatkan akses
menjadi isu etika era modern.
AUDIT INFORMASI
Saat menyusun etika penggunaan
komputer, satu kelompok dapat memegang peranan yang amat penting. Mereka adalah
para auditor internal. Perusahaan dengan
semua ukuran mengandalkan auditor eksternal (exsternal auditor) dari
luar organisasi untuk memverifikasi keakuratan catatan akuntansi.
Perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki
staf tersendiri yang berfungsi sebagai auditor internal (internal
auditor), yang melaksanakan analisis yang sama seperti auditor eksternal
namun memiliki tanggung jawab yang lebih luas. Beberapa auditor eksternal juga
melaksanakan beberapa jenis audit internal dan mengawasi pekerjaan para auditor
internal, namun setelah peristiwa Enron praktik ini tidak berlanjut.
PENTINGNYA OBJEKTIVITAS
Hal unik yang ditawarkan oleh
auditor internal adalah objektivitas. Mereka beroperasi secara
independen terhadap unit-unit bisnis perusahaan dan tidak memiliki hubungan
dengan individu atau kelompok lain di dalam perusahaan. Keterlibatan mereka
satu-satunya adalah dengan dewan komisaris, CEO, dan CFO.
Agar para auditor dapat menjaga
objektivitas, mereka harus menyatakan bahwa mereka tidak mengiginkan tanggung
jawab operasional sistem yang mereka bantu kembangkan. Mereka hanya bekerja
dengan kapasitas ssebagai penasihat. Mereka membuat rekomendasi untuk
manajemen, dan manajemen memutuskan apakah mereka akan menerapakan
rekomendasi-rekomendasi tersebut.
JENIS AKTIVITAS AUDIT
Audit Finansial (Financial
Audit), memverifikasi catatan-catatan perusahaan dan merupakan jenis aktivitas
yang dilaksanakan auditor eksternal.
Audit Operasional (Operational
Audit), tidak dilaksanakan untuk memverifikasi keakuratan catatan, melainkan
untuk memvalidasi efektivitas produksi. Ketika para auditor internal
melaksanakan audit operasional, mereka mencari tiga fitur sistem dasar :
a) Kecukupan
pengendalian
b) Efisiensi
c) Kepatuhan
dengan kebijakan perusahaan
Audit
Berkelanjutan (Concurrent Audit), sama dengan audit operasional tetapi
audit berkelanjutan berlangsung terus-menerus. Sebagai contoh, audit internal
dapat memilih secara acak karyawan dan memberikan slip gaji kepada mereka tanpa
menggunakan sistem surat-menyurat
perusahaan. Prosedur ini menjaga agar nama di catatan pembayaran gaji mewakili
karyawan sungguhan dan bukanlah entri fiktif yang dibuat seorang penyelia (supervisor)
curang yang ingin mendapatkan gaji lebih.
MENERAPKAN ETIKA DALAM TEKNOLOGI INFORMASI
Perusahaan tidak
harus mengusahakan semua pekerjaan sendiri. Bantuan dalam bentuk kode etik dan program edukasi etika yang dapat
memberikan fondasi untuk budaya
tersebut. Program edukasi dapat membantu menyusun kredo perusahaan dan
meletakan program etika pada tempatnya. Kode etik dapat digunakan seperti apa
adanya atau disesuaikan dengan perusahaan tersebut.
KODE ETIK
ACM (Association
for Computting Machinery) yang didirikan pada tahun 1947, adalah sebuah
organisasi komputer profesional tertua di dunia. ACM telah menyusun kode etik
dan perilaku profesionaln yang diharapkan diikuti oleh 80.000 anggotanya.
Selain itu, kode etik dan praktik profesional rekayasa peranti lunak dibuat dengan tujuan agar bertindak
sebagai panduan untuk mengajarkan dan mempraktikan rekayasa peranti lunak,
yaitu penggunaan prinsip-prinsip rancangan dalam pengembangan peranti lunak.
Bentuk kode etik
ACM yang ada saat ini diadopsi pada tahun 1992 dan berisikan “keharusan”, yang
merupakan pernyataan tanggung jawab pribadi. Kode ini dibagi menjadi empat
bagian yaitu :
- Keharusan
Moral Umum.
- Tanggung
Jawab Profesional yang Lebih Umum.
- Keharusan
Kepemimpinan Organisasi.
- Kepatuhan
terhadap Kode.
KODE ETIK DAN PRAKTIK PROFESIONALREKAYASA
PERANTI LUNAK
Kode ini
mencatat pengaruh penting yang dapat diterapkan para ahli peranti lunak pada
sistem dan terdiri ekspektasi di delapan hal penting :
- Masyarakat
- Klien
dan Atasan
- Produk
- Penilaian
- Manajemen
- Profesi
- Kolega
- Diri
Sendiri
ETIKA DAN CIO
Sejak Tahun
2002, para CEO dan CFO diharuskan oleh hukum untuk menandatangani keakuratan
laporan keuangan mereka. Persyaratan ini meletakan tanggung jawab di bahu para
eksekutif serta unit pelayanan informasi perusahaan dan unit pelayanan
informasi yang berkenaan dengan bisnis untuk memberikan informasi finansial
yang dibutuhkan kepada para Eksekutif. Pelayanan informasi hanyalah merupakan
satu unit di dalam struktur organisasi, namun berada pada posisi kunci yang
memiliki pengaruh terbesar dalam memenuhi tuntutan pemerintah maupun masyarakat
akan pelaporan keuangan yang akurat.
CIO dapat
memenuhi ekspektasi pelaporan keuangan dengan cara mengikuti program yang mencakup
hal-hal berikut :
• Mencapai
tingkat pemahaman yang lebih baik akan pemahaman prinsip-prinsip akuntansi.
• Mempelajari
sistem informasi yang menyelesaikan laporan keuangan dan mengambil tindakan
perbaikan.
• Mendidik
eksekutif perusahaan mengenai sistem-sistem keuangan.
• Mengintegrasikan
ke dalam sistem informasi alarm yang memperingatkan eksekutif terhadap aktivitas yang membutuhkan perhatian.
• Secara
aktif berpartisipasi di dalm memberikan informasi keuangan kepada elemen
lingkungan.
• Mengendalikan
dengan ketat keuangan yang dihabiskan oleh sumber daya informasi.
PENGARUH SARBANES-OXLEY
Jika dahulu
sebelum tahun 2002 tidak ada alasan yang
kuat mengapa CIO menjadi mercusuar integritas informasi di dalam perusahaan,
sekarang alasan itu sudah ada. Untuk merespon skandal keuangan perusahaan di
Enron, WorldCon (sekarang MCI), HealthSouth, dan Tyco, Kongres Amerika Serikat
mengeluarkan Undang-Undang
Sarbanes-Oxley (secara resm dinamai Undang-Undang Perlindungan Investor
dan Reformasi Akuntansi Perusahaan Publik tahun2002). Proposal undang-undang
ini disetujui oleh DPR 423-3 dan Senat 99-0, dan disahkan oleh Presiden Bush
pada tanggal 30 Juli 2002. Tujuan dari Sarbanes-Oxley, yang dikenal sebagai
SOX, adalah untuk melindungi para investor dengan cara membuat eksekutif
perusahaan bertanggung jawab secara pribadi atas informasi keuangan yang
diberikan ke lingkungan perusahaan, khususnya pemegang saham dan komunitas
keuangan.
SOX terdiri atas
10 pasal utama, 2 diantaranya secara langsung memenuhi unit pelayanan informasi
perusahaan :
- CEO
dan CFO harus menandatangani
laporan keuangan.
- Perusahaan-perusahaan
Amerika Serikat diisyaratkan untuk memiliki unit audit internal.
gak nggarai pinter, tp malah nggarai ngelu,
BalasHapus